Lampiran Materi:
PENDAHULUAN
Perempuan
mendapat anugrah dari Tuhan
YME untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui. Kodrat yang diberikan
ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim
dan semua bagiannya, untuk tumbuh kembang janin saat di dalam
kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui anak ketika ia sudah
lahir. Hal ini berarti semua perempuan berpotensi untuk menyusui
anaknya, sama dengan potensinya untuk mengandung dan melahirkan.
Sayangnya,
tidak semua perempuan bisa memahami dan menghayati kodratnya. Entah
karena pengetahuan yang kurang memadai, atau persepsi yang keliru
tentang payudara dan menyusui, pemahaman yang kurang tentang peran
dan fungsi ibu, payudara tak selalu dlihat sebagai perangkat untuk
menyusui anaknya. Akibatnya ASI terbuang percuma, ada, tetapi tidak
dimanfaatkan. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula, padahal
manfaat ASI sampai sekarang belum ada tandingannya.
Menyusui
memang alamiah. Tapi, sekedar memahami menyusui sebagai kodrat saja
belumlah cukup. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang ASI, baik
dalam hal manfaat maupun segala hal yang berkaitan dengan pemberian
ASI. Perempuan harus memahami anatomi dan fisiologi payudara, harus
paham pula tentang persiapan dan teknis menyusui, dan tahu masalah
yang bisa dihadapi dalam menyusui serta cara megatasinya. Akan lebih
baik lagi kalau ibu tahu sumber informasi yang benar untuk ASI. Tanpa
pengetahuan dan pemahaman yang cukup, ibu bisa terjebak oleh opini
yang keliru tentang ASI, yang beredar di masyarakat.
MANFAAT
ASI
- UNTUK BAYI
- Nutrien yang sesuai untuk bayi (ASI mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin)
- Mengandung zat protektif (laktobasilus bifidus, laktoferin, lisosim, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler)
- Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
- Menyebabkan pertumbuhan yang baik
- Mengurangi kejadian karies dentis
- Mengurangi kejadian maloklusi
- UNTUK IBU
- Aspek kesehatan ibu : isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis
- Aspek keluarga berencana : menyusui secara murni dapat menjarangkan kehamilan
- Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan
Kerugian
susu buatan
- Pengenceran yang salah, mengakibatkan hipernatremi, obesitas, hipertensi dan enterokolitis nekrotikans
- Kontaminasi mikroorganisme
- Menyebabkan alergi
- Susu sapi bisa mengakibatkan diare kronis
- Tidak mempunyai manfaat seperti ASI
PERSIAPAN
dan TEKNIK MENYUSUI
Persiapan
psikologis
Keberhasilan
menyusui didukung oleh persiapan psikologis, yang dilakukan sejak
masa kehamilan. Persiapan ini sangat berarti karena keputusan atau
sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi
pada saat kehamilan, atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu terhadap
pemberian ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adat,
kebiasaan, kepercayaan tentang menyusui di daerah masing-masing.
Pengalaman menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan
menyusui dalam keluarga atau dikalangan kerabat, pengetahuan ibu
tetang manfaat ASI, juga sikap ibu terhadap kehamilannya berpengaruh
terhadap keputusan ibu, apakah ia akan menyusui atau tidak. Dukungan
dokter, bidan, atau petugas kesehatan lainnya, teman atau kerabat
dekat sangat dibutuhkan, terutama untuk ibu yang baru pertama kali
hamil.
Langkah-langkah
persiapan ibu agar secara mental siap menyusui:
- Memberikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan ibu bahwa setiap ibu mampu menyusui bayinya
- Meyakinkan ibu tentang keuntungan ASI
- Membantu ibu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika menyusui pada pengalaman sebelumnya, atau mungkin ibu ragu karena mendengar ada pengalaman yang kurang baik.
- Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga
- Memberi kesempatan pada ibu untuk bertanya pada tenaga kesehatan bila ia membutuhkan
emeriksaan
putting susu
Untuk
mengetahui keberhasilan menyusui, pada saat kehamilan perlu diperiksa
kelenturan putting susu dengan cara:
- Sebelum dipegang periksa dulu bentuk putting susu
- Cubit areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Dengan perlahan areola dan putting susu ditarik, untuk membentuk “dot” bila putting susu:
- Mudah ditarik berarti lentur
- Tertarik sedikit berarti kurang lentur
- Masuk ke dalam berarti putting susu terbenam
Apabila
pada pemeriksaan didapatkan kelenturan yang kurang baik, atau putting
susu terbenam, maka tindakan pertama yang dilakukan adalah jangan
menyatakan bahwa ibu mengalami abnormalitas atau kelainan. Ibu perlu
diyakinkan bahwa ia tetap dapat menyusui bayinya, karena bayi menyusu
pada payudara dan bukan pada putting. Pada saat akan menyusui,
putting susu dapat ditonjolkan menggunakan pompa/spuit.
Posisi
menyusui
Bisa
dengan cara:
- Duduk, berdiri dan berbaring
- Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola, kedua bayi disusui bersama pada payudara kiri dan kanan
- Pada ASI yang memancar deras, bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi
- Post SC (ibu dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal, dengan bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu, apabila sudah dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu, dengan posisi memegang bola yaitu ibu telentang dan bayi berada di ketiak ibu dan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi)
Langkah-langkah
menyusui yang benar:
- Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya
- Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
- Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi
- Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu
- Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan
- Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
- Teli8nga dan lengan bayi terlertak pada satu garis lurus
- Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang
- Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah 9jangan menopang putting dan areolanya saja)
- Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara:
- menyentuh pipi dengan putting susu
- menyentuh sisi mulut bayi
- Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi
- Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi
- Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
- Melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi, atau dagu bayi ditekan ke bawah)
- Menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang diisap terakhir kali)
- Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit lalu dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya, biarkan kering sendiri
- Sendawakan bayi setelah minum (bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian pungungnya ditepuk-tepuk perlahan, bayi tidur tengkurap pada pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan)
Lama
dan frekuensi menyusui
- Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
- Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
- Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 2 minggu kemudian
- Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pasa rangsangan produksi ASI selanjutnya
Pengeluaran
ASI
Pengeluaran
ASI bisa dilakukan dengan dua cara:
Pengeluaran
dengan tangan
- Ibu diminta cuci tangan sampai bersih
- Ibu/keluarga diminta untuk menyiapkan gelas/cangkir yang telah dicuci dengan air mendidih
- Ibu melakukan massase/pijatan payudara dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke araeola. Minta ibu mengulangi pemijatan ini pada sekelilng payudara secara merata
- Pesankan pada ibu untuk menekan daerah areola ke arah dada denga ibu jari di sekitar areola bagian atas dari jari telunjuk pada sisi areola yang lain
- Peras areola denga ibu jari dan jari telunjuk, jangan memijat/menekan putting susu karena dapat menyebabkan nyeri dan lecet
- Minta ibu mengulangi tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas. Pada mulanya ASI tak keluar, jangan berhenti, setelah beberapa kali ASI akan keluar
- Pesankan pada ibu agar mengulangi gerakan ini pada sekeliling areola dari semua sisi, sehingga yakin bahwa ASI diperas dari semua segmen payudara.
Penyimpanan
ASI
- Di udara bebas : 6-8 jam
- Di lemari (40 C) : 24 jam
- Di lemari pendingin (-180 C) : 6 bulan
ASI
yang telah didinginkan tidak boleh drebus bila akan dipakai, karena
kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut
cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu
dingin, atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air
panas.
Pemberian
ASI peras
Pemberian
menggunakan cangkir:
- Pemberi minum duduk memangku bayi
- Punggung bayi dipegang dengan lengan
- Cangkir diletakkan pada bibir bawah bayi
- Lidah bayi berada di atas pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap ASI dari dalam cangkir (saat cangkir dimiringkan)
- Beri sedikit wktu istirahat setiap kali menelan
MASALAH-MASALAH
DALAM MENYUSUI:
Pada
masa antenatal
- Kurang/salah informasi
- Putting susu datar/terbenam
Pada
masa pasca persalinan dini
- Putting susu lecet
- Payudara bengkak
- Mastitis atau abses payudara
Pada
masa persalinan lanjut
- Sindrom ASI kurang
- Ibu yang bekerja
Cara
mengatasinya:
- susuilah sebelum bekerja
- ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah
- Pegosongan payudara di tempat kerja 3-4 jam
- ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan menggunakan cangkir saat ibu bekerja
- Pada saat ibu di rumah, banyak-banyaklah menyusui, dan ganti jadwal menyusuinya sehingga lebih banyak menyusui pada saat malam hari
- Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya
Pada
keadaan khusus
- Post SC
- Ibu sakit (misal HIV AIDS, diabetes, hepatitis, TBC, ibu hamil)
Masalah
pada bayi
- Bayi sering menangis
- Bayi bingung putting (untuk menghindari jangan memberik;an ASI menggunakan dot atau botol)
Tanda
bayi bingung putting:
- bayi mengisap putting seperti mengisap dot
- mengisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar
- bayi menolak menyusu
- BBLR dan prematur
- Bayi kuning (ikterik) mulai menyusui segera setelah lahir, susui bayi sesering mungkin
- Bayi kembar
- Bayi sakit
- Bayi sumbing (posisi bayi duduk, putting dan areola dipegang selagi menyusui, ibu jari dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi)
- Bayi dengan lidah pendek
- Bayi yang butuh perawatan
Menyusui
dalam kondisi darurat
- Pemberian PASI hanya dapat diberikan pada kondisi tertentu
- Pemberian PASI jangan menggunakan botol
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN LAKTASI
Pokok
Bahasan : Perawatan nifas
Sub
Pokok Bahasan : Manajemen Laktasi
Sasaran : Ibu-ibu
pada masa nifas
Target :
Ibu-iibu nifas yang dirawat di Ruang C RSUP Dr. Soradji
Tirtonegoro
Hari/tanggal :
Selasa, 17 januari 2006
Waktu :
09.00 - selesai
Tempat
: R. C RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten
Latar
Belakang
Perempuan mendapat
anugrah dari Tuhan YME untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui.
Kodrat yang diberikan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang
dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, untuk tumbuh kembang
janin saat di dalam kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui anak
ketika ia sudah lahir. Hal ini berarti semua perempuan berpotensi
untuk menyusui anaknya, sama dengan potensinya untuk mengandung dan
melahirkan.
Sayangnya, tidak
semua perempuan bisa memahami dan menghayati kodratnya. Entah karena
pengetahuan yang kurang memadai, atau persepsi yang keliru tentang
payudara dan menyusui, pemahaman yang kurang tentang peran dan fungsi
ibu, payudara tak selalu dlihat sebagai perangkat untuk menyusui
anaknya. Akibatnya ASI terbuang percuma, ada, tetapi tidak
dimanfaatkan. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula, padahal
manfaat ASI sampai sekarang belum ada tandingannya.
Menyusui memang
alamiah. Tapi, sekedar memahami menyusui sebagai kodrat saja belumlah
cukup. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang ASI, baik dalam hal
manfaat maupun segala hal yang berkaitan dengan pemberian ASI.
Perempuan harus memahami anatomi dan fisiologi payudara, harus paham
pula tentang persiapan dan teknis menyusui, dan tahu masalah yang
bisa dihadapi dalam menyusui serta cara megatasinya. Akan lebih baik
lagi kalau ibu tahu sumber informasi yang benar untuk ASI. Tanpa
pengetahuan dan pemahaman yang cukup, ibu bisa terjebak oleh opini
yang keliru tentang ASI, yang beredar di masyarakat.
Tujuan
Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, Ibu –
ibu masa nifas yang di rawat di R. C mampu memahami tentang
Manajemen Laktasi
Tujuan Khusus
Setelah
mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 45 menit diharapkan
Ibu-ibu di s dapat:
- Memahami manfaat ASI
- Memahami persiapan dan teknik menyusui
- Memahami pemeriksaan payudara
- Memahami Langkah-langkah menyusui yang benar
- Memahami lama dan frekuensi menyusui
- Memahami pengeluaran ASI
- Memahami cara penyimpanan ASI
- Mengerti dan memahami Masalah-masalah dalam menyususi
Metode
Ceramah,
demontrasi dan tanya jawab
Media
Leaflet
Filt
chart
Boneka
Probandus
Kisi
– Kisi Materi
- Manfaat ASI
- Persiapan dan teknik menyusui
- Pemeriksaan payudara
- Langkah-langkah menyusui yang benar
- Lama dan frekuensi menyusui
- Pengeluaran ASI
- Cara penyimpanan ASI
- Masalah-masalah dalam menyususi
(Materi terlampir)
Pembagian
No
|
KEGIATAN
|
RESPON
PESERTA
|
WAKTU
|
1
|
Pendahuluan
|
|
5 menit
|
2
|
Penyampaian
materi
Demonstrasi
|
|
30
menit
|
3
|
Penutup
|
|
10 menit
|
Setting Tempat
Duduk dengan membentuk huruf U
Evaluasi
- Kegiatan: jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan.
- Hasil penyuluhan: memberi pertanyaan pada Ibu - Ibu tentang :
- Sebutkan manfaat ASI ?
- Sebutkan Persiapan dan teknik menyususi ?
- Bagaimana pemeniriksaan payudara ?
- Bagaimana langkah-langah menysusi yang benar ?
Pengorganisasian
Penanggungjawab : Arif
Suryanto
Moderator : Effata Soetriatmo
Sekretaris : Heni Kuscahyani
Penyaji : Dita witisnasari, Martini L, Nurmah
Rahma
Perlengkapan : Greiska fefni
Fasilitator : Desak Putu.
Observer : Greiska Fefni IR
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini lebih baik ^_^
Anda boleh mencopy paste asalkan mencantumkan link hidup ke postingan ini.