Sekarang banyak orang berdiskusi tapi konsep tidak jelas. Menurut suatu orang konsepnya begini sedangkan yang lain anggapnya yang lain. Itu hal yang berbeda yang bikin bertengkar karena sudut pandangnya yang berbeda. Jadi baiknya sebelum berdiskusi samakan dulu konsepnya agar ketemu solusi.
Rasa ingin tahu harus dikembangkan agar menjadi manusia yang berkembang. Jadi tidak hanya menua tapi tidak dewasa. Karena bisa saja sudah jenggotan sudah kumisan tapi mikirnya seperti anak kecil. Tapi kalau anak kecil yang bertingkah seperti anak kecil akan tampak seperti biasa saja karena memang sesuai umurnya. Akan berbeda jika umur sudah tua tapi tingkah masih seperti anak-anak. Yang membedakan adalah anak kecil akan menjadi dewasa dengan banyak bertanya. Tapi lingkunganlah yang mengkerdilkannya karena jikia anak sedang bertanya maka orang tuanya biasanya akan mengeluh kamu kok banyak bertanya, cerewet, kepo, dll. Maka anak akan menjadi malas untuk bertanya. Disitulah mulai anak mulai tidak berkembang dengan maksimal.
Paradikma bijaksana perlu ditanamkan . Harus tau kapan maju dan bertahan atau mundur sebentar. Harus bisa pintar melihat situasi.
Mari dibedakan proses dan produk. Proses adalah berpikir kritis dan konsepsual. Misal di agama dijelaskan dengan tegas. Kita tidak boleh tidak suka. Tapi manuasia tidak boleh untuk tidak berpikir. Karena perbedaan manusia dengan hewan adalah berpikir. Jadi jika ada manusia yang tidak berpikir. Maka hati-hati kita mendekati sifat hewan. Kita boleh kenal atau tidak. kamu boleh memahami gagasan atau tidak itu adalah produk. Produk adalah hasil dari proses. Jadi beberapa orang bertengkar di produk. karena ada yang setuju ada yang tidak. Jadi kalau produk silahkan jika suka boleh dipakai kalau tidak suka tidak usah dipakai.
Semua orang pasti berpikir tentang hidup dan mencari pedoman. misal selama hidup ini saya tidakl akan berpacaran karena beberapa efek negatif. Tapi bisa berbeda juga dari sudut panjang yang lain. Berpikirlah secara hati-hati dan jernih tentang hal-hal yang penting dan tidak berlebihan. Karena takutnya waktumu habis untuk hal yang tidak penting. Jangan semua dipikir apalagi hal-hal sepele. Seperti seminar itu yang diangkat pasti hal yang luar bisa. Bukan hal2 yang biasa biasa saja diseminarkan pasti yang nyimak sedikit.
Persoalan yang penting kita coba cari waktu sebentar untuk merenung. Karena kalau kita terlibat terus kita tidak berpikir kritis. Kita perlu waktu break sebentar untuk berpikir. Ambil waktu sebentar dan menjauh untuk berpikir. Misal lihat tembok yang dekat mungkin akan jadi kurang diperhatikan karena saking dekatnya atau malah nempel. Akan berbeda jika jauh akan mungkin untuk ada rasa ingin tau dan perhatian. Kadang-kadang hal-hal sepele jadi ramai. Jadi hati2 dengan hal sepele yang dipertanyakan bisa saja ramai jika ditqanggapi dengan serius.
Aku mau ikut kelompok A, Kamu mau ikut B ya silahkan. Tapi asal tau dasarnya. Itulah pentingnya belajar. agar tau menyusun argumen dengan cermat. Akan punya kiemampuan menyampaikan ide dengan kreatif. Kadangkan kita paham tapi bingung untuk mengungkapkan. Kalau bingung bisa aja jangan2 jawabannya ini jangan2 jawabannya itu. Itulah perlu kemampuan pertimbangan karena jalan keluar bisa banyak tapi mana yang efektif dan tepat. Kalau orang pintar bisa membpertimbangkan beberapa cara. Jika tidak pinter jawabannya cuma 1 dan kurang tepat. Semakin banyaki masalah semakin pintar karena semakin banyak alternatif cara. KIta perlu terbuka dengan ide yang baru. Ide baru belum tentu di ikuti. Jika baik baru di ikuti. Mampu mengembangkan diri dan dapat memotivasi diri sendiri dan tidak tergantung dari motivasi orang lain.
Kita perlu tranformasi. Yang pertama adalah mencintai kebijakan. Karena kita yang sekarang hanya berpikir sesuai logika dan panca indera (dunia modern). Hanya percaya yang fisik2 dan materi saja. Jadi kita tertinggal khasanah. Banyak orang yang ingin hal2 gaib ingin kita cari buktinya misal bawa kamera di kuburan. Goib kan hal yang tidak nampak. masih ingin saja minta bukti fisiknya tanda kalau pikiran kita sudah teracuni. Hal2 yang non fisik diukur dengan fisik. Seperti hal nya cinta. Misal katanya kamu cinta ma aku tapi tidak mau traktir. Itu kan bukti cinta di ukur dengan fisik.
Kalau kamu sedang mencintai seseorang kan hormon2 kesenangan yang keluar. Beda hal jika kamu sakit tapi yang merawat cantik, tetap saja harapannya yang penting sehat. karena hormonnya berkurang. Apa iya hidup kita levelnya hanya di akal dan panca indra tidak menimbang dengan naluri dn intiusi, dll.
Smartphone itu seperti narkoba yang buat sakau. Jadi tidak inbgat lagi. KIta tidak bisa jauh dengan HP. Mungkin bisa saja kamu bisa jauh dengan pasanganmu sebentar tapi tidak bisa jauh dengan HP walau sebentar. Misal sedang di charge saja masih dipakai. Jadi filternya adalah diri sendiri bisa jadi manfaat bisa juga bencana. HP seperti bikin epilepsi yang sering bikin ngagetin. Misal lihat di HP lihat berita kaget, dapat info apa lagi kaget lagi. Peradapan semakin canggih. Apa2 serba otomatis. Apa2 serba otomatis. Seperti misal masuk WC mal. bisa serba otomatis. Kdang kluar kamar mandi tapi baju/celana basah karena kaget menyikapi teknologi :).
Mau tidu bukak HP. Bangun tidur buka HP bukian Sholat/wudhu dlu. Mau mengerjakan skripsi bukak HP dlu lama2 tidak jadi bikin skripsinya. Kita berada pada titik tidak butuh tatap muka. Kita ingin belajar dengan orang/ guru siapa kita tinggal cari di HP. Mau makan tinggal pejet HP. Ini tanda kehidupan sosial kita berkahir. Lihatlah orang yg sedang antre pasti pada pegang HP. Beda jaman dahulu yang sal8ing sapa dan ngobrol dengan orang di sebelah. Anak kecil jaman dulu kalau malam kluar di halaman dengan sinar bulan bermain dengan teman2 nya. Kalau sekarang kaget anak2 kok pinter main hp.
Nilai2 hidup mulai tidak bermakna. Setiap orang pnya prinsip sendiri. Jika ada orang jujur di kritik ah dia kan bukan saya karena begini2. Ilmu dan alam tidak sakral lagi. Tidak dijunjung lagi. menganggap dosen sebagai tukang yang memberimu ijazah dan dosen mengaggap mahasiswa sebagai orangnya yang membayarmu. Manusia yang hari ini adalah yang dicari kesenangan yang sementara yang jangka pendek. Target jangka panjangnya banyak yang tidak punya. Kita lebih mengutamakan kesenangan yang sementara ini.
Kita coba bereskan masalah2 ini bertahap karena bisa jadi masalah yang berlanjut ke anak cucu kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini lebih baik ^_^
Anda boleh mencopy paste asalkan mencantumkan link hidup ke postingan ini.