Hati gundah nan iba
Ketika pulang ke desa
Menatap ke belakang jendela
Nyatanya semua berbeda
Tampak lapang dan terang
Yang hijau jadi gersang
Yang sejuk kini hilang
Yang nyaman tinggal kenang
Hatiku penuh tanya
Kejadian apa penyebabnya
Tapi kakek terdiam saja
Siapa telah merenggutnya
Kembali ku tatap belakang jendela
Masih ada yang tersisa
Pinus tua yang merana
Tiada ada disampingnya
Wajah pinus tampak pucat
Berdiripun tak kuat
Seperti memikul berat
Bertahan masihkah sempat
Aku pun tak terasa
Menjatuhkan air mata
Bercampurnya cinta dan iba
Ingin ku berbuat yang bermakna
Wahai pinus yang tua..
Ku kan carikan teman sebanyaknya
Agar kau tak merana
Agar kau bahagia
Tapi sayang aku sebentar saja
Aku harus kembali ke kota
Cita ku saat kembali ke desa
Ku ingin lihat pinus tua nan BAHAGIA...
Karya: Wahid Nur Hidayat
Website: wahidnh.blogspot.com
Boleh mengcopy artikel yang ada di blog ini dengan syarat mencantumkan alamat lengkap artikel tersebut dan juga memfollow blog ini dengan cara klik Join this site yang ada di bagian kanan bawah blog ini.
Kamis, 28 April 2011
Pohon Pinus yang Merana
Label:
puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini lebih baik ^_^
Anda boleh mencopy paste asalkan mencantumkan link hidup ke postingan ini.